Kompleks Bukatanah, Desa Langensari, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung.
Posisi: 6 | 49′ | 55″ LS dan 107 | 38′ |13″ BT
Lokasi di jalan tembus Dago Lembang
Dari Simpang Dago ke Lembang, jika melalui Jalan Setiabudi, jaraknya sekitar 18 km, belum lagi kemacetan yang terjadi di daerah Setiabudi Bawah. Melalui jalan tembus ini, jarak dari Simpang Dago ke Lembang, tidak sampai 11 km. Bebas macet, ditambah di kiri-kanan jalan banyak pemandangan indah dan hijau. Pada hari Sabtu-Minggu banyak yg menggunakan jalur alternatif ini untuk menuju ke Lembang apalagi sejak 2009 jalan sudah diaspal hotmix.
Perkembangan Mutakhir
Keterangan titik-titik menuju Kompleks Bukatanah dari Terminal Dago yang berjarak 4,8km, diteruskan sampai ke Lembang.
- 500 m ke arah Barat dari Terminal Dago: Pengembangan kawasan menuju jalan tembus ke Punclut sudah berdiri sekolah internasional (Singapore International School) dan beberapa bangunan lain, termasuk rencana pembuatan hotel resort.
- 3300 m sebelum Bukatanah: Kompleks PPR ITB, perumahan yang dimiliki oleh dosen2 senior ITB.
- 2800 m sebelum Bukatanah: Kavling2 dan rumah2 yang dijual oleh developer.
- 2300 m sebelum Bukatanah: Lawangwangi, yang bangunannya pernah diliput oleh media Kompas.
- 1600 m sebelum Bukatanah: Kafe Cloud9, sangat ramai dikunjungi terutama pada Jumat sampai Minggu. Salah satu kafe yang paling dikenal saat ini di Bandung.
- 1300 m sebelum Bukatanah: Kavling2 perumahan Pramestha seluas 58 hektar yang dikembangkan oleh developer Lembang Permata (info mutakhir: manajemennya kini dipegang oleh salah satu developer terbesar di Indonesia). Saat ini sudah 3 rumah yang selesai dibangun, dari sekitar 100 kavling yg masing2 berukuran sekitar 2000m2.
- 300 m sebelum sampai di Bukatanah: Sedang dikembangkan sebuah fasilitas resort di atas tanah seluas 9,3 hektar. Belum dapat kepastian fasilitas apa, karena pengerjaannya agak tertutup, namun kemungkinan besar adalah fasilitas resort spt hotel, restoran, wisata alam (outbond, dll).
- 4800 m dari Terminal Dago: Kampung Bukatanah. Luas yg bisa dibangun di tempat ini adalah 20% dari luas keseluruhan kavling. Sebagai arsitek, saya mematuhi aturan itu dan menerapkan di rumah kayu yang kami desain di bawah. Jika diperlukan, saya juga bisa membantu mendesainkan bangunan untuk pembeli kavling yang berminat.
Bersama dengan warga, selama tiga tahun terakhir keluarga kami juga menanam 2.200 pohon kayu di sekitar kampung Bukatanah dan sekitar Cibodas, sebagai bagian dari upaya peresapan air. Pohon-pohon kayu itu telah tumbuh dengan tinggi sekitar 6-8 m.
- Gunung Batu: Titik tertinggi di daerah ini. Dapat melihat ke seluruh Bandung sampai ke daerah Bandung selatan. Hanya 10 menit (200m) berjalan kaki (hiking) dari kompleks Bukatanah. Sering dijadikan tempat wisata orang2 muda, memanjat tebing atau berkemah.
- 900 m dari Bukatanah arah Lembang: Restoran Burgundy, Dine and Wine.
- 300 m sesudah Bukatanah arah Lembang: Restoran rumah milik Wieke Lorentz, yg makanan organiknya sangat terkenal di Indonesia. Silakan cek lewat google.
- 700 m sesudah Bukatanah arah Lembang: Pelatihan Berkuda (Manggala Riding-Club).
- 3500 m sesudah Bukatanah arah Cibodas: Lokasi Wisata Maribaya.
- 3000 m sesudah Bukatanah arah Lembang: The Ranch, lokasi wisata keluarga dan Pasar Lembang.
Jarak yang tidak terlalu jauh dari Pusat Kota, hanya 7 km ke Simpang Dago, atau 7,5 km ke ITB, membuat saya dan pendatang yang telah tinggal di sini menjadikan rumah kami sebagai tempat tinggal utama, namun bersuasana resort. Anak-anak kami bersekolah di Bandung. Kami bisa bekerja/beraktivitas ke kota secara harian sebagaimana orang2 yang tinggal di kota. Apalagi dari tiap kavling bisa melihat jelas kota Bandung. Sesekali memang tertutup awan dan kabut (ketinggian Kompleks Bukatanah 1320 m di atas permukaan laut). Jika langit sedang cerah, terutama setelah hujan, dari tiap kavling bisa melihat 5 bagian pemandangan: atap2 rumah kampung, lahan2 yang masih hijau, pemandangan kota Bandung, gunung2 dan sawah di Bandung Selatan, dan langit. Keeksotisan ini tidak bisa didapat dari lokasi2 terkenal spt di daerah Dago Pakar (4 km dari ITB) yang harga tanahnya sangat mahal, minimal Rp 3 juta per m2.
Saat ini Kampung Bukatanah didiami oleh sekitar 350 orang, sekitar 70 keluarga, termasuk pendatang. Keluarga asli berasal dari satu keturunan, jadi seluruhnya mereka bersaudara. Dan kerukunan di antara warga sangat baik. Sebagian besar keluarga di sana berpenghasilan dari bertani dan memelihara sapi. Rumah kami bisa terlihat dari kampung, dari segala arah, sehingga praktis rumah kami dan seluruh kompleks aman karena ikut terawasi/terjaga dari hal2 yang tidak diinginkan, dll. Luas kompleks yang dimiliki oleh pendatang (saya dkk) sekitar 15.200m2, yang seluruhnya dibeli dari warga asli. Dijadikan sekitar 15 kavling, luasnya mulai dari 500m2-2.000m2. Kompleks Bukatanah berdiri tepat di sisi Selatan bukit Gunung Batu (terlihat dari sisi utara atau Jalan Lembang Maribaya spt dalam foto di bawah).
Sambungan listrik dan air sudah tersedia, disiapkan oleh PLN dan sebuah perusahaan swasta pengelola air. Sinyal internet cukup baik. Saya sendiri menggunakan Indosat Matrix, setelah sebelumnya pernah menggunakan jasa provider lain yg juga sama baiknya. Di sini yg pakai internet sangat sedikit, karena itu meskipun bandwith-nya kecil, masih bisa berselancar/browsing dengan baik.
Bentuk lahan kompleks yang mengantong dan “bersandar” di sebuah bukit batu, menghadap ke arah kota Bandung, konon membuat secara fengshui lokasi ini diyakini baik. Kavling dibagi-bagi, dengan sebelumnya membuat jalan internal (privat), jadi jika diperlukan dengan alasan keamanan, pintu masuk jalan ke dalam kompleks bisa dibuat portal, meskipun sampai sekarang belum dirasa perlu. Untuk alasan keamanan dan kenyamanan, jalan internal ini pun akan dibuat BUNTU selamanya, tidak tembus ke mana2. Jadi memang hanya penghuni saja yang akan menggunakan jalan itu.
Beberapa kavling di atas (A, B, C, D, E), masing2 berukuran500m2-600m2, ditawarkan/dijual untuk mereka yang tertarik pada kondisi yang telah diceritakan di atas, serta bisa diajak berdiskusi untuk mengembangkan kompleks secara bersama, demi kenyamanan untuk tinggal.
Jika tertarik, silakan hubungi kami untuk membuat janji datang ke lokasi, ber-bincang2 di rumah kami, ditemani teh hangat dan singkong goreng, yang langsung dicabut dari kebun.
Erwinthon P. Napitupulu
Pak Erwin, yth
Senang membaca dan melihatnya. Jika boleh tahu berapa banyak yang sudah di bangun dan sudah terjual? Apa masih ada?
Berapa harga dan klasifikasinya apa saja yang unik selain yang ditulis?
Terima aksih
am
08999 234234
Aendra yth.
Wah, blog ini belum dipublikasikan selain ke kawan2 dekat.
Tapi tidak apa, saya akan jelaskan lewat email ke japri Anda di yahoo.com.
Rencana yang dijual hanya 2 atau maksimal 3 kavling.
Selama blog ini belum dihapus, berarti kavling masih ada.
terima kasih,
erwin